Angka pembajakan software komputer di Surabaya menduduki ranking tertinggi di Indonesia. Indikasi tingginya pembajakan software komputer di Surabaya ini nampak pada temuan lembaga survei internasional PC Shipment. Dimana disebutkan, sekitar 90% - 95% software komputer yang digunakan di Kota Pahlawan ini adalah bajakan.
Dilaporkan Rully Anwar Reporter Suara Surabaya, Selasa (3/4/2012), Widyaretna Buenastuti Ketua Masyarakat Indonesia Anti - Pemalsuan menyatakan, temuan angka ini lebih parah dibanding Jakarta atau Bandung. Di Jakarta dan Bandung masing-masing berkisar di angka 70% – 85%.
Dengan tingginya tingkat bajakan di Surabaya, mengindikasikan masyarakat lokal masih belum melihat arti pentingnya membeli software orisinal. Padahal banyak produk - produk software itu dibuat oleh anak negeri.
“Ketika produk-produk mereka dibajak, tidak ada aliran pendapatan yang layak bagi para Independent Software Vendor lokal. Sehingga kreativitas mereka menurun, layu sebelum berkembang, “kata Widyaretna Buenastuti.
Hal ini semestinya menjadi fokus utama pemerintah, terutama pemerintah daerah di Jatim jika menginginkan software lokal bisa berkembang cepat.
Dijelaskan Widyaretna Buenastuti, pengurangan praktek pembajakan, sangat erat kaitannya dengan penciptaan lapangan kerja baru pada bidang industri kreatif terutama IT.
Hasil Studi International Data Corporation di 42 negara termasuk indonesia, pengurangan tingkat pembajakan software sekitar 10% dapat mendorong penciptaan setengah juta lapangan kerja baru dalam tiga hingga empat tahun mendatang.
Dari jumlah itu, hampir 2.000 tenaga kerja baru dengan kategori high tech job akan bermunculan di Indonesia.
(artikel ini diambil dari suarasurabaya.net)
